1. Perkembangan
kurikulum.
a.
Matematika
Tradisional ( < Tahun 1975)
b.
Matematika
Modern (Kurikulum 1975)
c.
Kurikulum
Tahun 1984
d.
Kurikulum
Tahun 1994
e.
Kurikulum
Tahun 2004
f.
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)
g.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Model
pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi. Di
Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani
senjata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan
pembelajaran matematika. Selain itu penemuan-penemuan teori belajar mengajar
oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D.Ausubel,
R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model pembelajaran matematika.
3. Karakteristik
kurikulum tahun 1975.
a.
Memuat
topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan,
statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang
bilangan non desimal.
b.
Pembelajaran
lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan
ketrampilan berhitung.
c.
Program
matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinyu.
d.
Pengenalan
penekanan pembelajaran pada struktur.
e.
Programnya
dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
f.
Menggunakan
bahasa yang lebih tepat.
g.
Pusat
pengajaran pada murid tidak pada guru.
h.
Metode
pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik
diskusi.
i.
Pengajaran
matematika lebih hidup dan menarik.
4. Penyebab
munculnya kurikulum tahun 1984.
Revolusi ini diawali oleh
kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat
itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika
ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti
kalkulator dan komputer. Perkembangan matematika di luar negeri tersebut
berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984
pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam
menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan
kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan
kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta
kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap
kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter
yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.
5. Karakteristik kurikulum tahun 1994.
Kurikulum 1994 bergulir
lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin
mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan
proses,” kata Mudjito menjelaskan. Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya adalah pembagian tahapan pelajaran di sekolah
dengan sistem caturwulan. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi). Dalam
pelaksanaan kegiatan, guru harus memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.Untuk mengaktifkan siswa guru dapat memberikan
bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen dan penyelidikan.
6. Penjelasan KBK.
Setiap pelajaran diurai
berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Dalam kurikulum 2004 ini,
para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek
tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa
saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator,
namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam
kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap
kegiatan siswa ada nilainya.
7. Sistem KTSP.
KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Kajian terhadap 6 pilar pendidikan yang direkomendasikan oleh UNESCO
diantaranya: Learning to Know, Learning to Do, Learning to Be, Learning to Live
Together, Learn How to Learn, Learning Throughout Life. Perbedaan yang paling
menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran
sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal
ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi
dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
8. Tujuan Pembelajaran
Matematika Sekolah
Berdasarkan PERMENDIKNAS
No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan berikut:
a. Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah
e. Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
9.
Objek dalam pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut:
Fakta, konsep, prinsip,
dan skills (Bells dalam Setiawan: 2005). Objek tersebut menjadi perantara bagi
siswa dalam menguasai kompetensi-kompetensi dasar (KD) yang dimuat dalam SI
mata pelajaran matematika.
a. Fakta
adalah
sebarang kemufakatan dalam matematika. Fakta matematika meliputi istilah
(nama), notasi (lambang), dan kemufakatan (konvensi).
b. Konsep
adalah ide
(abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk
mengelompokkan/menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep biasa dibatasi dalam
suatu ungkapan yang disebut definisi.
c. Prinsip
adalah
rangkaian konsep-konsep beserta hubungannya. Umumnya prinsip berupa pernyataan.
Beberapa prinsip merupakan prinsip dasar yang dapat diterima kebenarannya
secara alami tanpa pembuktian. Prinsip dasar ini disebut aksioma atau postulat.
d. Skill
atau keterampilan dalam
matematika adalah kemampuan pengerjaan (operasi) dan prosedur yang harus
dikuasai oleh siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
10. Pengertian penalaran.
Penalaran adalah suatu
proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses
berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada
beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya (Fadjar Shadiq, 2003). Materi matematika dan penalaran matematika
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami
melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi
matematika (Depdiknas dalam Fadjar Shadiq, 2005).
11. Hubungan Muatan Antar KD dan SK Pelajaran Matematika
Standar Isi (SI) untuk
satuan dikdasmen pada suatu mata pelajaran mencakup lingkup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu dan hal itu tercantum pada lampiran Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006. Pada SI mata pelajaran matematika dimuat daftar SK dan KD
yang harus dikuasai siswa. Pemahaman tentang keterkaitan antar KD akan mempermudah
guru dalam mengarahkan siswa dalam belajar, baik untuk siswa yang cepat dalam
belajar maupun siswa yang lambat dalam belajar.
12. Muatan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Mata Pelajaran
Matematika
SKL untuk satuan dikdasmen
disahkan dengan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006. SKL digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. SKL yang ada pada
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 adalah SKL minimal satuan dikdasmen, SKL
minimal kelompok mata pelajaran dan SKL minimal mata pelajaran.
Daftar Pustaka
pmat.borneo.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar